Ramai antara kita yang beranggapan penggunaan daun bidara (Ziziphus spina-christi) dalam perubatan Islam berasal dari kepercayaan dan penggunaanya secara tradisi dalam masyarakat Melayu. Sebenarnya penggunaan daun bidara adalah sunnah Rasulullah SAW. Pohon bidara (sidr) disebut sebanyak 2 kali dalam kitab suci Al Quran iaitu:

a) Surah Saba, Verse 16:

فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ

Maka mereka berpaling ingkar, lalu Kami hantarkan kepada mereka banjir yang membinasakan, dan Kami gantikan dua kumpulan kebun mereka (yang subur) itu dengan dua kumpulan kebun yang berisi dengan pohon-pohon yang pahit buahnya, dan pohon-pohon yang jarang berbuah, serta sedikit pohon-pohon bidara.

b) Surah Al-Waqia, Verse 28:

فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ

Mereka bersenang-lenang di antara pohon-pohon bidara yang tidak berduri.

Sebagaimana tumbuh tumbuhan lain yang disebut dalam Al-Quran pasti bidara mempunyai keistimewaan dan khasiatnya yang tersendiri. Tambahan lagi ia disebut sebagai salah satu daripada pohon di dalam syurga.

Daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah. Jenazah dimandikan sebanyak 3 kali dan mandian yang pertama menggunakan air yang diramas dengan daun bidara didalamnya.

Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang orang yang jatuh dari ontanya dan meninggal, Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :

اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِي ثَوْبَيْنِ.

“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara dan kafan dengan dua baju”. (HR. Bukhary-Muslim).

Ads

Hadits Ummu ‘Athiyah tatkala anak Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam meninggal, beliau bersabda :

اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ أَكْثَرَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

“Mandikanlah dia tiga kali atau lima atau tujuh atau lebih jika kalian melihatnya dengan air dan daun bidara”. (HR. Bukhary-Muslim).

Untuk wanita pula disunatkan menggunakan daunnya sebagai mandian ketika suci dari haid.

hadits ‘Aisyah bahwasanya Asma` bintu Syakal bertanya kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentang mandi Haid, maka Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menjawab :

تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُوْرَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتُدْلِكُهُ دَلْكًا شَدِيْدًا حَتَى يَبْلُغَ شُؤُوْنَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا. فَقَالَتْ أَسْمَاءُ : وَكَيْفَ

أَتَطَهَّرُ بِهَا ؟ فَقَالَ : سُبْحَانَ الله تَطَهَّرِيْنَ بِهَا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ : كَأَنَّهَا تَخْفَى ذَلِكَ تَتَبَّعِيْنَ أَثَرَ الدَّمِ.

“Hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara kemudian bersuci dengan sempurna kemudian menyiram kepalanya dan menyela-nyelanya dengan keras sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan air. Kemudian mengambil sepotong kain (atau yang semisalnya.) yang telah diberi wangi-wangian kemudian dia bersuci dengannya. Kemudian Asma` bertanya lagi : “Bagaimana saya bersuci dengannya?”. Nabi menjawab : “Subhanallah, bersuci dengannya”. Kata ‘Aisyah : “Seakan-akan Asma` tidak paham dengan yang demikian, maka ikutilah (cucilah) bekas-bekas darah (kemaluan)”. (HSR. Muslim)

Ads

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhary-Muslim tentang kisah Tsumamah bin Utsal radhiyallahu ‘anhu yang sengaja mandi kemudian menghadap kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam untuk masuk Islam.

Hadits Qois bin A’shim radhiyallahu ‘anhu :

أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ أُرِيْدُ الإِسْلاَمَ فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

“Saya mendatangi Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam untuk masuk Islam maka Nabi memerintahkan kepadaku untuk mandi dengan air dan daun bidara”. (HR. Ahmad 5/61, Abu Daud no. 355, An-Nasa`i 1/91, At-Tirmidzy no. 605 dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Shohih At-Tirmidzy 1/187

Beberapa jenis pokok dipanggil bidara dalam masyarakat kita. Namun yang mana satukah bidara yang disebut dalam Al Quran dan hadis? Antara jenis pokok yang dipanggil bidara ialah:

1. Bidara upas – Merremia mammosa

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

2. Bidara laut- Strychnos lucida

Ads

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

3. Bidara china – Ziziphus jujuba

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

4. Bidara epal atau epal india atau epal vietnam-Ziziphus mauritiana

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

5. Bidara kampung/bidara duri-Ziziphus spina-christi

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

Jenis-jenis Bidara, Yang Mana Sebenarnya Mampu Menangkis Ilmu Sihir

Bidara sidr yang disebutkan didalam sunnah ialah bidara yang berduri. Ia.dikenali dengan nama bidara duri, bidara kampung atau bidara arab. Nama saintifik bidara sidr ialah Ziziphus spina-christi. Manakala bidara yang banyak di tanam di Malaysia adalah Bidara epal atau epal india atau epal vietnam-Ziziphus mauritiana

Sentuhan Midas penuh kemewahan dan elegant untuk kediaman anda.
Rahsia dari IMPIANA, download sekarang di seeNI.

KLIK DI SEENI